TEMPO.CO, Jakarta - Low Tuck Kwong resmi menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia menggeser Hartono Bersaudara. Dalam daftar Forbes real time billionaires per Senin, 26 Desember 2022 Low Tuck Kwong masuk ke peringkat 50 orang terkaya di dunia.
Pada daftar itu, Low Tuck Kwong tercatat memiliki kekayaan bersih senilai US$ 27,1 miliar atau sekitar Rp 423 triliun (asumsi kurs Rp 15.615 per dolar AS). Angka tersebut melampaui Robert Budi Hartono di posisi kedua dengan nilai kekayaan dan Michael Hartono di posisi ketiga dengan nilai kekayaan masing-masing US$ 22,5 miliar dan US$ 21,6 miliar.
Baca: Daftar Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes 2022, Elon Musk Teratas dengan Kekayaan Rp 3.430 Triliun
Low Tuck Kwong salip Duo Hartono
Adapun Robert dan Michael Hartono masing-masing menempati posisi orang terkaya nomor 67 dan 71 di dunia. Pada data yang dirilis secara real time tersebut, kekayaan Low Tuck Kwong tercatat meningkat 7,41 persen atau naik US$ 1,9 miliar.
Tak hanya duo Hartono bersaudara, nilai kekayaan Low Tuck Kwong melampaui harta CEO Softbank Masayoshi Son dengan nilai kekayaan US$ 22,9 miliar dan CEO Alibaba Jack Ma dengan nilai kekayaan US$ 22,7 miliar. Baik Masayoshi Son dan Jack Ma duduk di peringkat ke 65 dan 66 dalam daftar orang terkaya di dunia.
Sebelumnya, pada daftar 50 orang terkaya di Indonesia yang dirilis Forbes pada 8 Desember 2022, Low Tuck Kwong masih berada di urutan kedua dengan total kekayaan US$ 12,1 miliar. Nilai kekayaannya melonjak karen lonjakan harga batu bara, dari hanya US$ 2,55 miliar pada 2021.
Pada daftar di awal bulan ini pula tercatat Hartono bersaudara masih berada di peringkat satu dengan total kekayaan gabungan mencapai US$ 47,7 miliar. Kekayaan mereka melambung usai mengantar e-commerce Blibli, PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI), untuk initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Sebagai orang terkaya di Tanah Air, Low Tuck Kwong sejatinya tak hanya mengumpulkan pundi-pundi cuan dari sektor batu bara, tapi juga dari kontribusinya di perusahaan energi terbarukan di Singapura Metis Energy dan perusahaan sistem kabel bawah laut SEAX Global.
Seperti apa rekam jejak Low Tuck Kwong selama ini?
Low Tuck Kwong yang dijuluki sebagai raja batu bara Indonesia lahir pada 17 April 1948. Sejak berusia 20 tahun, ia bekerja di perusahaan konstruksi bangunan milik ayahnya, David Low Yi Ngo, yang merupakan pemilik dan direktur dari perusahaan konstruksi di Singapura.
Low kemudian mencoba peruntungan lebih besar untuk pindah ke Indonesia pada 1972. Ia lalu mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) sebagai kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan sipil, dan struktur kelautan.
Tak hanya itu, JSI menjadi pelopor konstruksi pondasi tumpuk atau disebut pile foundation. Pada 1988, JSI mulai membuka sayapnya ke bisnis penambangan batu bara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka.
Dari bidang kontraktor, kekayaan Low mulai bertambah, tapi sumber utama melambungnya nilai kekayaannya adalah dari tambang pertama yang dibelinya pada 1997.
Dikutip dari bayan.com.sg, tambang tersebut dibelinya melalui PT Gunungbayan Pratamacoal. Kini lebih dikenal dengan Bayan Resources, perusahaan yang bergerak sebagai inovator dalam industri pertambangan batu bara Indonesia.
Perusahaan ini mencari metodologi dan teknologi baru untuk menjadi produsen dengan biaya terendah di Indonesia. Selanjutnya Bayan Resource yang didirikannya tersebut IPO pada 2008.
Selanjutnya: Di bawah kepemimpinannya, perusahaan ini ...